Berita Detail

Selasa, 28 Oktober 2025
Waspada DBD, Dinkes Mukomuko Lakukan Penelitian Epidemiologi di 17 Puskesmas

MUKOMUKO,Mediacenter – Ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali menghantui sejumlah wilayah di Kabupaten Mukomuko. Menyadari potensi lonjakan kasus saat musim hujan mulai tiba, Dinas Kesehatan (Dinkes) Mukomuko kini bergerak cepat. Penelitian epidemiologi digelar serentak di seluruh puskesmas untuk melacak sumber penyebaran penyakit mematikan yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini.

Kepala Dinkes Mukomuko, Bustam Bustomo, S.KM, melalui Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hamdan A, mengatakan penelitian epidemiologi dilakukan di 17 puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Tak hanya meneliti pola penyebaran, tim juga membagikan larvasida dan melakukan pengasapan (fogging) di titik-titik rawan kasus.

“Langkah ini penting untuk memastikan dari mana sumber penularan dan bagaimana pola penyebarannya. Kami tidak ingin hanya memadamkan api setelah kasus muncul, tapi juga memutus rantai sejak awal,” ujar Hamdan.

Melalui penelitian ini, tim kesehatan akan memetakan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi pusat penularan DBD. Setelah itu, dilakukan tindak lanjut berupa pemberantasan sarang nyamuk dan penyemprotan di lingkungan sekitar. Upaya ini, kata Hamdan, menjadi kunci untuk mencegah ledakan kasus di tengah cuaca lembap dan curah hujan yang mulai meningkat.

“DBD memang tidak bisa dihapus total karena kita hidup di wilayah tropis. Tapi penyebarannya bisa kita tekan kalau masyarakat peduli kebersihan lingkungan dan bergerak cepat,” lanjutnya.

Menariknya, tren kasus DBD di Mukomuko kini mulai bergeser. Beberapa daerah yang dulu dikenal sebagai zona rawan—seperti Pondok Suguh dan Lubuk Sanai—tahun ini relatif aman dari kasus baru. Hal itu, menurut Hamdan, karena masyarakat di wilayah tersebut sudah terbiasa menjaga kebersihan dan rutin melakukan langkah pencegahan mandiri.

“Sayangnya, kesadaran itu sering muncul setelah ada kasus di sekitar mereka. Padahal seharusnya pencegahan dilakukan sebelum nyamuk berkembang biak,” ujarnya.

Hingga akhir Oktober 2025, tercatat sembilan warga Mukomuko positif terserang DBD. Rinciannya, empat kasus ditemukan di Kecamatan Ipuh, tiga di Air Rami, serta masing-masing satu kasus di Retak Mudik dan Teras Terunjam. Lonjakan ini beriringan dengan meningkatnya curah hujan yang menciptakan banyak genangan air—tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak.

“Musim hujan sudah mulai rutin turun. Kami imbau masyarakat jangan menunggu korban berikutnya. Tutup rapat wadah air, bersihkan selokan, dan buang genangan yang tak perlu. Kalau lingkungan bersih, nyamuk tidak punya tempat berkembang,” tegas Hamdan.

Editor: admin mukomuko