Berita Detail

Senin, 01 Desember 2025
Cuaca Ekstrim, BPBD Mukomuko Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Potensi Bencana

MUKOMUKO, Mediacenter — Derasnya hujan yang turun hampir tanpa jeda dalam beberapa pekan terakhir, disertai hembusan angin kencang yang sesekali menggoyang atap rumah dan pepohonan, menjadi sinyal serius bagi masyarakat Kabupaten Mukomuko untuk meningkatkan kewaspadaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mukomuko mengingatkan, pola cuaca yang tidak stabil ini berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Mukomuko, Ahmad Hidayat Syah, menyampaikan bahwa intensitas hujan yang cukup tinggi belakangan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain berpengaruh langsung terhadap kondisi wilayah Mukomuko, curah hujan serupa juga telah menimbulkan bencana di sejumlah daerah lain di Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

“Curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini bukan hanya terjadi di Mukomuko, tetapi juga telah menimbulkan bencana di beberapa wilayah lain. Ini menjadi peringatan agar kita semua tidak lengah,” ujar Ahmad, Jumat 28 November 2025.

Ia menjelaskan, cuaca ekstrem dengan hujan berkepanjangan berpotensi memicu banjir, tanah longsor, jalan amblas, hingga pohon tumbang yang dapat mengancam keselamatan warga maupun mengganggu akses transportasi antarwilayah.

“Melihat kondisi cuaca saat ini, kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama yang bermukim di daerah rawan banjir dan perbukitan. Jangan lengah, karena perubahan cuaca ekstrem bisa terjadi sewaktu-waktu,” tegasnya.

Ahmad menekankan, kesiapsiagaan menghadapi bencana bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Menurutnya, langkah sederhana di tingkat warga bisa memberikan dampak besar dalam mengurangi risiko.

Ia mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksa dan membersihkan saluran air, parit, dan drainase di sekitar permukiman agar tidak tersumbat sampah, sehingga aliran air hujan tetap lancar dan tidak mudah meluap ke badan jalan atau rumah warga.

“Masyarakat harus ikut memantau lingkungan sekitar, memastikan drainase tidak tersumbat, dan segera membersihkan bila ada tumpukan sampah. Hal-hal kecil seperti ini sering kali menentukan apakah suatu wilayah tergenang atau tidak,” jelasnya.

Selain itu, warga yang tinggal di dekat lereng bukit atau tebing diminta lebih peka terhadap tanda-tanda awal potensi longsor, seperti munculnya retakan tanah, pohon miring, atau aliran air yang berubah arah.

“Bagi warga yang tinggal di kawasan perbukitan, kalau melihat ada retakan tanah, pohon mulai miring, atau debit air di lereng tiba-tiba berubah, segera waspada dan laporkan ke perangkat desa atau BPBD,” tambah Ahmad.

Sebagai bentuk antisipasi, BPBD Mukomuko terus melakukan pemantauan intensif di sejumlah titik yang selama ini dikategorikan rawan bencana. Personel lapangan disiagakan untuk memonitor perkembangan situasi, sementara peralatan kedaruratan dipersiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Ahmad menyebut, koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa juga diperkuat, baik melalui komunikasi langsung maupun jaringan informasi cepat. Hal ini penting agar setiap kejadian di lapangan dapat segera diketahui dan direspons dengan cepat.

“Kami memperkuat koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan, karena mereka yang paling dekat dengan masyarakat. Begitu ada kejadian, laporan bisa cepat naik, dan kami bisa segera menentukan langkah penanganan,” terangnya.

Menurutnya, pola penanganan bencana saat ini tidak lagi bisa mengandalkan satu lembaga saja, melainkan harus melibatkan sinergi lintas sektor, mulai dari TNI/Polri, perangkat desa, hingga relawan dan masyarakat umum.

Lebih jauh, Ahmad mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan dan meningkatkan solidaritas sosial, terutama saat cuaca buruk. Warga diminta tidak mengabaikan tanda-tanda alam, seperti naiknya permukaan air sungai, erosi di tepi aliran air, maupun suara gemeretak di lereng.

“Pihak kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk saling mengingatkan, saling menjaga, dan tidak mengabaikan tanda-tanda alam yang mulai menunjukkan gelagatnya,” ucapnya.

Ia menegaskan, kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam mengurangi korban dan kerugian saat bencana terjadi.

“Kesiapsiagaan adalah kunci utama. Dengan kewaspadaan dan kepedulian bersama, kita bisa meminimalkan risiko dan melindungi keselamatan jiwa,” tutup Ahmad.

BPBD Mukomuko juga mengimbau warga untuk segera menghubungi perangkat desa, kecamatan, atau BPBD jika melihat situasi yang mengarah pada potensi bencana, agar langkah penanganan dapat dilakukan sejak dini sebelum dampaknya meluas. (MC Kominfo/AGR) 

Editor: admin mukomuko